Pemimpin yang Bersih dan Peduli (Refleksi Kepemimpinan KHR. Ach Fawaid As’ad Dalam Menata Umat)
Besok tepatnya hari Rabu, tanggal 9 Desember 2020 indonesia akan kembali menggelar Pilkada (Pemilihan kepala daerah), dan dalam menghadapi pemilu raya ini, penulis teringat sang pemimpin Bersih Dan peduli yang Selama 22 tahun memimpin dan membawa umat dalam berbagai dimensi kehidupan. Berawal dari mendidik santri sampai pada tatanan perpolitikan. Kiprahnya membela kebenaran tidak pernah putus asa sampai tujuan, almarhum KHR. Ach Fawaid adalah teladannya.
Sedikitnya ada dua syarat, yang telah beliau
terapkan dalam masa kepemimpinan, yang dapat diukur oleh penulis, tatkala
beliau ada pada barisan terdepan sebagai pemimpin umat. Pertama, bersih. Bersih
dalam konteks ini mengandung dua pengertian. Pertama, bersih jiwanya, yakni beliau
adalah seorang yang beriman. Keimanannya tersebut terpancar dari perilaku dan
sikapnya dalam kehidupan sehari-hari, baik kepada keluarga ataupun masyarakat
secara luas.
Kedua,
bersih berarti beliau juga seorang yang tidak pernah terlibat dan
terindikasikan melakukan kejahatan, baik tindakan kriminal maupun kejahatan
moral. Selain bersih diri dan keluarganya, bahkan diterapkan dalam kelompoknya
“PPP”. Tegasnya, ia dan keluarga serta kelompoknya merupakan orang-orang yang
memiliki kredibilitas, bermoral, dan berani untuk menegakkan kebenaran. Dan
terbukti tatkala ada orang disekelingnya terindikasi dan terbukti melakukan
tindakan criminal, ia tidak segan-segan yang pertama kali menghukumnya.
Hal
ini dilakukan dengan tujuan dan sebagai salah satu syarat agar rahmat,
pertolongan, dan kemenangan dari Allah datang. Sesuai dengan firman-Nya,
''Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri.'' (QS 87: 14).
Rasulullah pun menegaskan, ''Islam itu bersih, maka bersihkanlah dirimu.
Sesungguhnya, tidak akan masuk surga kecuali orang yang bersih.'' (HR Dailami).
Kedua,
yang masuk dalam pengamatan penulis, KHR. ACH FAWAID adalah sosok yang peduli. Beliau pemimpin yang peduli kepada rakyat yang
dipimpinnya dan memiliki hati nurani. Kepedulian ini dapat diukur dari
kiprahnya sejak dini. Bahkan kiai telah mewaspadai dan mengantisipasi jika ada
kelompok / seseorang yang menjelang pemilu berubah menjadi peduli, karena
kepedulian itu tidak menunjukkan yang sebenarnya. Sebab, kepedulian menurut
yang beliau tanamkan adalah kepedulian yang ikhlas tidak tumbuh hanya pada
saat-saat menjelang kepentingan, melainkan sejak awal telah ditunjukkan dengan
komitmennya membela masyarakat / umat. Kepedulian yang ikhlas merupakan ciri
khas kepedulian beliau yang timbul dari hati nurani dan rasa tanggung jawab
sebagai seorang pemimpin. Kiai menjadi ruh dalam setiap tindakan, kegiatan, dan
kebijakan yang dilakukan masyarakat dan umatnya.
Kini,
di saat pintu kerahmatan menjadi peluang dalam menata “Baldatun Thoyyibatun Wa Robbun
Ghafur” justru beliau memberikan amanat kepada umatnya untuk mengikuti
jejak dan langkahnya. Karena, sungguh, bangsa ini tidak akan pernah bangkit
dari keterpurukan jika tidak dipimpin seperti belaiu. Mari kita wujudkan
pemerintah dan lembaga kemasyarakatan yang bersih dan peduli kepada rakyat
sebagaimana yang telah diperjuangkan dan diterapkan oleh sang pelopor pemimpin
bersih dan peduli “KHR. ACH FAWAID AS’AD” adalah orangnya. Semoga kita
mengikuti jejaknya, amin…..Wallahu a'lam bishawab. (Abdul Wasik)

Lanjut profil kyai selama brkiprah di mata ummat 🤲🤲
BalasHapus