Hukum Membacakan Surah Qiyamah Pada Pencuri


Deskripsi Masalah
Masalah yang tak kunjung selesai yang terjadi di kalangan Masyarakat, salah satu contohnya adalah kasus pencurian. Problem ini sebenarnya merupakan problem klasik yang belum ditemukan solusi yang tepat. Sehingga pelakunya tak kunjung jera bahkan bermunculan generasi-generasi pencuri baru.
tokoh masyarakat, tokoh agama, aparatur pemerintah dibuat pusing memikirkannya, hingga mereka mengadakan rapat untuk mencari solusi terbaik mendeteksi pelaku dan bagaimana agar kasus serupa tak terulang kembali.  Dari hasil rapat ini dihasilkan beberapa solusi pemecahannya, di antara solusi yang paling sering dipraktekkan adalah “membacakan surah al-Qiyyamah”.
Pembacaan suroh al-Qiyamah ini biasanya dilakukan oleh sebagian masyarakat yang menjadi korban pencurian kadang dilaksanakan di mushalla, masjid atau bahkan dirumahnya. Sebelum pembacaan surah al-Qiyamah ini biasanya masyarakat dikumpulkan terlebih dahulu, di beri wejangan dan tak jarang juga ditakut-takuti dengan mengatakan bagi siapa saja yang mencuri mohon mengaku karena kalau tidak maka akan terjadi beberapa hal dalam hidupnya, misalnya sakit berkepanjangan, tidak akan mendapatkan ketenangan hidup, orang tua atau saudaranya celaka dll (hal ini sebenarnya dilakukan tidak lain ditujukan agar si pencuri mengakui kesalahannya dan tidak mengulanginya kembali serta masyarakat lain takut untuk mencobanya). Setelah itu, tomas atau toganya yang akan memimpin pembacaan surah al-Qiyamah ini berdo’a yang isinya seperti yang telah dijelaskan di atas (agar pelakunya sakit berkepanjangan, tidak akan mendapatkan ketenangan hidup, orang tua atau saudaranya celaka dll). Solusi seperti ini sebenarnya menggelitik hati kecil kita.

Pertanyaan
Bagaimana hukum membaca ayat suci al-Qur’an seperti surah al-Qiyamah dengan niat mencelakakan orang lain yang memang bersalah?

Jawaban
Diperbolehkan berdoa celaka untuk orang yang melakukan kezhaliman tanpa menyebutkan sosok tertentu dengan tujuan agar si zhalim tersebut menjadi jera. Doa celaka ini tidak dapat ditujukan pula pada anak-anak dan keluarganya. Sekalipun diperbolehkan mendoakan mereka, tapi yang lebih baik adalah memaafkannya.
الموسوعة الفقهية الكويتية - (ج 30 / ص 180)
للمظلوم أن يدعو على ظالمه بقدر ما يوجبه ألم ظلمه ، ولا يجوز له الدّعاء على من شتمه أو أخذ ماله بالكفر لأنّه فوق ما يوجبه ألم الظّلم ، ولو كذب ظالم عليه فلا يجوز له أن يفتري عليه ، بل يدعو اللّه فيمن يفتري عليه نظير افترائه عليه ، وكذا إن أفسد عليه دينه فلا يفسد عليه دينه ، بل يدعو اللّه عليه فيمن يفسد عليه دينه ، هذا مقتضى التّشبيه ، والتّورّع عنه أفضل ، قال الإمام أحمد : الدّعاء قصاص ومن دعا على من ظلمه فما صبر يريد أنّه انتصر لنفسه لقوله صلى الله عليه وسلم : » من دعا على من ظلمه فقد انتصر «. وذهب العلامة ابن قاسم من الشّافعيّة إلى جواز الدّعاء على الظّالم بسوء الخاتمة.

تحفة المحتاج في شرح المنهاج  - (ج 6 / ص 132)
وَلَيْسَ مِنْ الدُّعَاءِ بِمُحَرَّمٍ مَا يَقَعُ مِنْ الْأَئِمَّةِ فِي الْقُنُوتِ مِنْ قَوْلِهِمْ أَهْلِكْ اللَّهُمَّ مَنْ بَغَى عَلَيْنَا وَاعْتَدَى وَنَحْوَ ذَلِكَ أَمَّا أَوَّلًا فَلِعَدَمِ تَعْيِينِ الْمَدْعُوِّ عَلَيْهِ فَأَشْبَهَ لَعْنَ الْفَاسِقِينَ وَالظَّالِمِينَ وَقَدْ صَرَّحُوا بِجَوَازِهِ فَهَذَا أَوْلَى مِنْهُ وَأَمَّا ثَانِيًا فَلِأَنَّ الظَّالِمَ الْمُعْتَدِيَ يَجُوزُ الدُّعَاءُ عَلَيْهِ وَلَوْ بِسُوءِ الْخَاتِمَةِ وَفِي سم عَلَى أَبِي شُجَاعٍ وَتَوَقَّفَ بَعْضُهُمْ فِي جَوَازِ الدُّعَاءِ عَلَى الظَّالِمِ بِالْفِتْنَةِ فِي دِينِهِ وَسُوءِ الْخَاتِمَةِ وَنَصَّ بَعْضُهُمْ عَلَى أَنَّ مَحَلَّ الْمَنْعِ مِنْ ذَلِكَ فِي غَيْرِ الظَّالِمِ الْمُتَمَرِّدِ أَمَّا هُوَ فَيَجُوزُ وَاخْتَلَفُوا فِي جَوَازِ سُؤَالِ الْعِصْمَةِ

(مجلة البحوث الإسلامية - (ج 16 / ص 270
وروي عن ابن عباس في قوله تعالى { لَا يُحِبُّ اللَّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلَّا مَنْ ظُلِمَ } (5) قال: لا يحب الله أن يدعو أحد على أحد ، إلا أن يكون مظلوما ، فإنه قد رخص له أن يدعو على من ظلمه وذلك قوله تعالى { إِلَّا مَنْ ظُلِمَ } (6) ومن صبر فهو خير (7) وقال الحسن (8) : قد أرخص له أن يدعو على من ظلمه ، وذلك قوله تعالى { إِلَّا مَنْ ظُلِمَ } (9) ومن صبر فهو خير .


تكملة فتاوى الموقع - ( / 4)
" الدعاء على الظالم له أحوال : إما بعزله لزوال ظلمه فقط، وهذا حسن . وثانيها : بذهاب أولاده وهلاك أهله ونحوهم ممن له تعلق به ، ولم يحصل منه جناية عليه ، وهذا ينهى عنه لأذيته من لم يمُنَّ عليه . وثالثها : الدعاء بالوقوع في معصيةٍ : كابتلائه بالشرب أو الغيبة أو القذف ، فينهى عنه أيضًا ؛ لأن إرادة المعصية للغير معصية . ورابعها : الدعاء عليه بحصول مؤلماتٍ في جسمه أعظم مما يستحقه في عقوبته ، فهذا لا يتجه أيضًا ، لقوله تعالى : ( فَمَنِ اعْتَدَى عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدَى عَلَيْكُمْ ) البقرة/194 " انتهى نقلا عن "الفواكه الدواني" (1/470) .

Komentar

  1. 👍👍👍 jawabannya lugas tak bertele-tele,namun alangkah baiknya jikalau referensix jg diartikan krn tdk smua org bs.trims ustad

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP PAI VI A TAHUN AKADEMIK 2018/2019

PUASA DAN KEPEDULIAN SOSIAL DI ERA PANDEMI COVID 19 (Edisi Ketiga, 03 Romadhon 1441 H)

RITUAL QURBAN: Dari Theosentris Menuju Antroposentris (Bagian Kedua)