PUASA: SYAHRUL QUR'AN (Studi Analisis Peranan Al-Qur’an Terhadap Ummatnya)
Tulisan ini
tidak bermaksud memperdebatkan status pembaca Al-Qur’an, baik dan tidaknya
membaca Al-Qur’an dengan pola khatmil Qur’an per juz atau per surat, karena Al-Qur’an
memang bukan untuk diperdebatkan tapi untuk diamalkan. Penentuan pola Khatmil
Qur’an ini merupakan ranah Ijtihadi
bukan Tauqifi yang sama-sama mempunyai potensi benar dan salah. Bagi
yang membaca Khatmil Qur’an dengan system per surat sebagaimana yang dilakukan
oleh sebagian kaum diantara mereka beranggapan demi menjaga kesempurnaan Al-Quran
tanpa harus memutus ayat dalam surat. Sedangkan kelompok yang membacanya dengan
system per juz sebagaimana yang
dilakukan oleh penganut Ahlusunnah Wa Al-Jama’ah mengacu terhadap tradisi
pesantren ketika mengkhatamkan Al-Qur’an dengan pembagian per juz, dan andaikan
hal itu tidak baik maka tidaklah mungkin dilakukan dan dilestarikan sampai
sekarang.
Kritik saran
perlu kami sampaikan bahwa ranah Ijtihad tidaklah mempunyai wewenang
untuk menyalahkan ataupun mengamendamen hasil Ijtihad lainnya,
sebagaimana Kaidah Fiqh menyebutkan الِاجْتِهَادُ لَا يُنْقَضُ بِالِاجْتِهَادِ. (sebuah ijtihad tidak bisa
membatalkan hasil ijtihad lainnya). Dalam
konteks ini kami sebagai penganut aliran Ahlusunnah Wa Al-Jama’ah
beranggapan bahwa kebaikan yang dilakukan dipesantren-pesantren adalah bersifat
mayoritas dan tidaklah mungkin pengasuh “Ulama” pesantren sepakat untuk
melakukan perbuatan yang melanggar ajaran islam, لقوله عليه الصلاة والسلام ما رأه المسلمون حسنا فهو عندالله
حسن وما رآه المسلمون قبيحا فهو عند الله قبيح (Perbuatan apapun yang dianggap baik oleh mayoritas
orang islam maka akan baik pula menurut Allah, dan begitupun sebaliknya perbuatan
apapun yang dianggap jelek oleh mayoritas orang islam maka akan jelek pula
menurut Allah).
Sebagaimana yang telah maklum tadarrus atau
mengkhatamkan Al-Qur’an dibulan puasa adalah sebuah tradisi
masyarakat dan pesantren dengan menggunakan system per-Juz, karena bagaimanapun
puasa dan Al-Qur’an adalah merupakan sebuah entitas yang tidak bisa dipisahkan,
begitu pula bulan romadhon merupakan waktu yang tepat untuk memperbanyak bacaan
Al-Qur’an. Karena dibulan inilah Al-Qur’an diturunkan, sehingga bulan ini
dikenal dengan Nuzulul Qur’an, sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Al-Baqoroh:
185
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ
وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
Artinya: Bulan
Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang hak dan yang batil). (QS. Al-baqoroh: 185)
Hal ini menjadi sebuah tradisi baik untuk
berlomba-lomba dalam kebaikan, baik membacanya di masjid-masjid, di musholla
atau bahkan kita membacanya dirumah. Bahkan menjadi anomi bagi masyarakat
setiap bulan penuh berkah ini selalu membaca Al-Qur’an walaupun dihari-hari
sebelumnya jarang membaca atau bahkan tidak pernah melakukannya.
Ada banyak
referensi yang menjelaskan tentang peran penting Al-Qur’an bagi yang membacanya
baik di dunia atau di akheratnya. Salah satunya adalah;
1.
Ahlul Qur'an
adalah dijadikan sebagai keluarga Allah dan termasuk manusia pilihan.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ
صَلَّى الله عَليْهِ وسَلَّمَ : إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِينَ مِنَ النَّاسِ , قَالُوا
: يَا رَسُولَ اللهِ ، مَنْ هُمْ ؟ قَالَ : هُمْ أَهْلُ الْقُرْآنِ ، أَهْلُ اللهِ
وَخَاصَّتُهُ.
Artinya: Dari Anas bin Malik RA Rasulullah SAW
bersabda: “Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga dari
kalangan manusia.” Sahabat bertanya, “Siapa mereka ya Rasulullah?” Rasul
menjawab, “Ahli Qur’an adalah Kekasih Allah yang diistimewakan.”
2.
Bagi orang
yang membaca satu huruf Al-Qur’an akan memperoleh sepuluh kebaikan. Rasulullah SAW
bersabda:
سَمِعْتُ عَبْدَ اللهِ بْنَ مَسْعُودٍ ، يَقُولُ : قَالَ رَسُولُ اللهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ
فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا ، لاَ أَقُولُ الْم
حَرْفٌ ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ.
Artinya: “Barangsiapa
yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka ia akan mendapatkan satu
kebaikan dengan huruf itu, dan satu kebaikan akan dilipatgandakan menjadi
sepuluh. Aku tidaklah mengatakan Alif Laam Miim itu satu huruf, tetapi alif
satu huruf, lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi)
3.
Dengan Al-Qur’an,
Allah meninggikan suatu kaum dan dengannya pula Allah merendahkan suatu kaum. Rasulullah
SAW bersabda:
إفَقَالَ عُمَرُ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ : أَمَا إِنَّ
رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَدْ قَالَ :« إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ
بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ ». رَوَاهُ مُسْلِمٌ فِى
الصَّحِيحِ
Artinya: “Sesungguhnya
Allah meninggikan suatu kaum karena Al-Qur’an ini dan merendahkan juga
karenanya.” (HR. Muslim)
4.
Ahlul Qur'an
adalah sebaik-baik manusia di muka bumi. Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ عُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
Artinya: “Sebaik-baik kamu adalah orang yang
belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
5.
Orang yang
membaca 10 ayat tidak dicatat sebagai orang yang lalai, membaca 100 ayat di
catat sebagai orang yang taat dan membaca 1000 ayat pahalanya setara dengan
pahala orang kaya yang gemar bersedekah. Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو
بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ مَنْ قَامَ بِعَشْرِ آيَاتٍ لَمْ يُكْتَبْ مِنْ
الْغَافِلِينَ وَمَنْ قَامَ بِمِائَةِ آيَةٍ كُتِبَ مِنْ الْقَانِتِينَ وَمَنْ
قَامَ بِأَلْفِ آيَةٍ كُتِبَ مِنْ الْمُقَنْطِرِينَ (رواه أبو داود)
Artinya: Dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash ra berkata, Rasulullah saw bersabda: “Siapa saja yang bangkit untuk membaca Al
Qur’an sebanyak 10 ayat maka tidak dicatat sebagai orang yang lupa, dan siapa
yang membaca 100 ayat akan dicatat sebagai orang yang taat dan siapa yang
membaca 1000 ayat akan dicatat sebagai orang kaya yang suka bersedekah.” (HR. Abu Dawud) Hadits Shahih
6.
Pahala
membaca 100 ayat setara dengan shalat sepanjang malam. Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ كَثِيرِ بْنِ مُرَّةَ عَنْ تَمِيمٍ الدَّارِيِّ
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَرَأَ
بِمِائَةِ آيَةٍ فِي لَيْلَةٍ كُتِبَ لَهُ قُنُوتُ لَيْلَةٍ
Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa membaca 100 ayat pada suatu
malam dituliskan baginya pahala shalat sepanjang malam.” (HR. Ahmad)
7.
Boleh Iri
kepada orang yang gemar membaca Al-Qur’an. Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ سَمِعْتُ
رَسُولَ اللَّهِ يَقُولُ لَا حَسَدَ
إِلَّا عَلَى اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ الْكِتَابَ وَقَامَ بِهِ آنَاءَ
اللَّيْلِ وَرَجُلٌ أَعْطَاهُ اللَّهُ مَالًا فَهُوَ يَتَصَدَّقُ بِهِ آنَاءَ
اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ (رواه البخاري و مسلم )
Dari Ibn Umar ra berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW
bersabda:“Seseorang tidak boleh iri kecuali kepada dua golongan, yaitu orang
yang diberi oleh Allah Kitab Suci Al Qur’an ini, dibacanya siang dan malam; dan
orang yang dianugerahi Allah kekayaan harta, siang dan malam kekayaannya itu
digunakannya untuk segala sesuatu yang diridhai Allah.” (HR. Bukhari & Muslim).
8.
Al-Qur’an adalah
sebaik-baik ucapan. Rasulullah SAW bersabda:
أَمَّا
بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى
مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
Artinya: “Amma ba’du, sesungguhnya sebaik-baik
ucapan adalah kitab Allah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad,
seburuk-buruk urusan adalah perbuatan yang diada-adakan (dalam agama) dan semua
bid’ah adalah sesat.” (HR. Muslim)
9.
Orang yang
membaca Alquran secara terang-terangan seperti bersedekah secara
terang-terangan. Rasulullah SAW bersabda:
اَلْجَاهِرُ بِالْقُرْآنِ
كَالْجَاهِرِ بِالصَّدَقَةِ وَ الْمُسِرُّ بِالْقُرْآنِ كَالْمُسِرِّ
بِالصَّدَقَةِ
Artinya: “Orang yang membaca Alquran
terang-terangan seperti orang yang bersedekah terang-terangan, dan orang yang
membaca Alquran secara tersembunyi seperti orang yang bersedekah secara
sembunyi.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa’i)
10.Orang yang membaca Alquran diibaratkan seperti buah utrujjah yang
luarnya wangi dan dalamnya manis. Rasulullah SAW bersabda:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ
كَمَثَلِ الْأُتْرُجَّةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ وَمَثَلُ
الْمُؤْمِنِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ لَا رِيحَ
لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ
مَثَلُ الرَّيْحَانَةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ
الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ لَيْسَ لَهَا رِيحٌ
وَطَعْمُهَا مُرٌّ
Artinya: “Perumpamaan
orang mukmin yang membaca Alquran adalah seperti buah utrujjah; aromanya wangi
dan rasanya enak. Orang mukmin yang tidak membaca Alquran adalah seperti buah
kurma; tidak ada wanginya, tetapi rasanya manis. Orang munafik yang membaca
Alquran adalah seperti tumbuhan raihanah; aromanya wangi tetapi rasanya pahit,
sedangkan orang munafik yang tidak membaca Alquran adalah seperti tumbuhan
hanzhalah; tidak ada wanginya dan rasanya pahit.” (HR. Bukhari-Muslim)
11.Allah menyandingkan derajat ahlul Quran dengan para malaikat. Rasulullah
SAW bersabda:
الْمَاهِرُ
بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ
الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
Artinya: “Orang
yang lancar membaca Alquran akan bersama malaikat utusan yang mulia lagi
berbakti, sedangkan orang yang membaca Alquran dengan tersendat-sendat lagi
berat, maka ia akan mendapatkan dua pahala.” (HR. Muslim)
12.Ahlul Quran adalah orang yang selalu mendapat ketenangan, rahmat,
naungan malaikat, dan namanya selalu disebut-sebut Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:
مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ
مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ
إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ
وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ
Artinya: “Tidaklah
berkumpul sebuah kaum di salah satu rumah Allah, lalu mereka membaca kitab
Allah dan mempelajarinya, kecuali akan turun ketentraman kepada mereka,
diliputi oleh rahmat, dikelilingi oleh para malaikat dan Allah akan menyebut
mereka ke hadapan makhluk di sisi-Nya.” (HR. Muslim)
13.Membaca satu atau dua ayat Alquran lebih baik daripada memperoleh satu
atau dua ekor onta yang besar. Rasulullah SAW bersabda kepada para sahabat:
« أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنْ يَغْدُوَ كُلَّ يَوْمٍ إِلَى
بُطْحَانَ أَوْ إِلَى الْعَقِيقِ فَيَأْتِىَ مِنْهُ بِنَاقَتَيْنِ كَوْمَاوَيْنِ
فِى غَيْرِ إِثْمٍ وَلاَ قَطْعِ رَحِمٍ » . فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ نُحِبُّ
ذَلِكَ . قَالَ « أَفَلاَ يَغْدُو أَحَدُكُمْ إِلَى الْمَسْجِدِ فَيَعْلَمَ أَوْ
يَقْرَأَ آيَتَيْنِ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ خَيْرٌ لَهُ مِنْ
نَاقَتَيْنِ وَثَلاَثٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ثَلاَثٍ وَأَرْبَعٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ
أَرْبَعٍ وَمِنْ أَعْدَادِهِنَّ مِنَ الإِبِلِ
Artinya: “Siapakah di antara kalian yang suka berangkat
pagi setiap hari ke Bathhan atau ‘Aqiq dan pulangnya membawa dua onta yang
besar punuknya tanpa melakukan dosa dan memutuskan tali silaturrahim?” Para
sahabat menjawab, “Wahai Rasulullah, kami suka hal itu.” Beliau bersabda:
“Tidak adakah salah seorang di antara kamu yang pergi ke masjid, lalu ia
belajar atau membaca dua ayat Alquran? Yang sesungguhnya hal itu lebih baik
daripada memperoleh dua ekor onta, tiga ayat lebih baik daripada tiga ekor
onta, empat ayat lebih baik daripada empat ekor onta dan (jika lebih) sesuai
jumlah itu dari beberapa ekor onta.” (HR. Muslim)
14.Mendapat Keistimewaan dari Rasulullah SAW
sebagai saksinya dihari kiamat nanti. Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: كَانَ
النَّبِيُّ يَجْمَعُ بَيْنَ رَجُلَيْنِ
مِنْ قَتْلَى أُحُدٍ ثُمَّ يَقُولُ أَيُّهُمْ أَكْثَرُ أَخْذًا لِلْقُرْآنِ
فَإِذَا أُشِيرَ لَهُ إِلَى أَحَدِهِمَا قَدَّمَهُ فِي اللَّحْدِ فَقَالَ أَنَا
شَهِيدٌ عَلَى هَؤُلَاءِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَمَرَ بِدَفْنِهِمْ بِدِمَائِهِمْ
وَلَمْ يُغَسِّلْهُمْ
Artinya: Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah ra. Ia
berkata: “Ketika Rasulullah saw ingin menguburkan para syuhada perang Uhud,
beliau menggabungkan dua jenazah dalam satu lahat. Sebelum memerintahkan hal
itu, beliau bertanya lebih dahulu: “Siapakah diantara mereka yang paling banyak
hafalan al-Qur’annya?” Jika ada yang mengisyaratkan kearah salah satu dari
jenazah, maka jenazah itu didahulukan masuk ke liang lahat. Kemudian beliau
bersabda: “Aku akan menjadi saksi untuk mereka pada hari kiamat nanti.”
Kemudian beliau memerintahkan jenazah-jenazah tersebut dikuburkan bersama
darah-darahnya tanpa perlu dimandikan.” (HR. Bukhari)
Demikanlah beberapa keistimewan-keistimewaan orang membaca Al-Qur’an yang secara langsung mendapatkan apresiasi dari Allah
dan Rasulnya, apalagi hal ini dilakukan dibulan penuh berkah ini yang tentunya
pahalanya akan dilipatgandakan oleh Allah SWT, semoga kita masuk dalam kategori
cinta Al-Qur’an dan mendapatkan keistimewaan ini. Amien….

Mabrrruk pak.. Syukran ilmunya
BalasHapusAlhamdulillah.. menjadi peringatan dan penyemangat bagi diri sendiri . Terimakasih ustad 😊
BalasHapusBarokallah semoga membawa manfaat dn memotivasi kita lbh baik dr sebelumnya
BalasHapus